davotmarbun
Selamat Datang, Silahkan Masuk Jaga dan Lestarikan ALam Kita !
  • djogzs
    Mudah-mudahan Bermanfaat Untuk Anda
English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Spesies endemik pulau jawa yang hampir punah

Kamis, 24 Mei 2012


dibawah ini adalah beberapa spesies (hewan) endemik (asli) pulau jawa yang kini status atau keberadaannya “endangered” atau hampir punah, sangatlah penting bagi anda sekalian yang memiliki hobby main ke gunung untuk sedikit mengenal beberapa spesies endemik ini karena siapa tahu anda melihat atau berpapasan dengan beberapa spesies ini karena anda tertarik lalu anda memburunya, tapi dengan melihat web ini semoga anda menjadi sadar bahwa spesies ini mempunyai penting untuk alam kita dan kita patut melestarikan. dan species – species tersebut diantaranya :
Burung Elang Jawa (Spizaetus bartelsi)
Burung Elang Jawa (Spizaetus bartelsi) adalah hewan asli pulau jawa yang statusnya hampir punah. elang jawa ini dalam setahun hanya bertelur 2 butir saja dan yang berhasil menetas hanya 1 butir telur saja. Satwa ini dianggap identik dengan lambang negara Republik Indonesia, yaitu Garuda. Dan sejak 1992, burung ini ditetapkan sebagai maskot satwa langka Indonesia. IUCN (International Union For Conservation of Nature and Natural Resources) Redlist (Badan konservasi dunia perserikatan bangsa – bangsa) memasukan elang jawa dalam kategori “endangered” atau “genting / terancam punah”.

Macan Tutul Jawa (Panthera pardus melas)
Macan Tutul Jawa menjadi kucing besar terakhir yang tersisa di pulau Jawa setelah punahnya Harimau Jawa. Macan Tutul Jawa merupakan hewan langka yang dilindungi dani menjadi satwa identitas dari provinsi Jawa Barat. Macan Tutul Jawa yang dimasukkan dalam status konservasi “Critically Endangered” ini mempunyai dua variasi yaitu Macan Tutul berwarna terang dan Macan Tutul berwarna hitam yang biasa disebut dengan Macan Kumbang. Meskipun berwarna berbeda, kedua kucing besar ini adalah subspesies yang sama.

Banteng Jawa (Bos javanicus)
Banteng Jawa (Bos javanicus) merupakan satu dari 5 (lima) spesies Banteng yang ada di dunia (satu spesies telah punah), dan Banteng pun sama termasuk hewan yang hampir punah karena popolasinya semakin mengalami penurunan. Oleh IUCN Redlist, Banteng dikategorikan dalam status konservasi “Endangered” atau “Terancam Kepunahan”.
Badak Jawa (Rhinoceros sondaicus)
Badak Jawa adalah salah satu spesies satwa terlangka di dunia yang perkiraan jumlah populasinya tak lebih dari 60 individu di Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK), dan sekitar delapan individu di Taman Nasional Cat Tien, Vietnam. Badak Jawa adalah spesies badak yang paling langka diantara lima spesies badak yang ada di dunia dan termasuk dalam Daftar Merah badan konservasi dunia IUCN, yaitu dalam kategori sangat terancam atau critically endangered.
Badak diyakini telah ada sejak jaman tertier (65 juta tahun yang lalu). Seperti halnya Dinosaurus yang telah punah, Badak pada 60 juta tahun yang lalu memiliki 30 jenis banyak mengalami kepunahan. Saat ini hanya tersisa 5 spesies Badak, 2 spesies diantaranya terdapat di Indonesia.

Owa Jawa (Hylobates moloch)
Owa Jawa (Hylobates moloch) merupakan spesies asli pulau jawa, kera kecil tanpa ekor ini memiliki ciri rambutnya berwarna abu-abu dan memiliki nyanyian yang indah atau teriakan khusus. tubuhnya yang kecil, langsing, dan paling seksi dibanding jenis kera lainnya. dan gerakan owa ini sangat gesit namun sayangnya, Owa Jawa termasuk hewan yang mulai langka dan nyaris punah sehingga oleh IUCN Redlist dikategorikan dalam status konservasi “endangered” (Terancam Punah).
Lutung Jawa (Trachypithecus auratus)
Lutung jawa merupakan satwa endemik Indonesia yang hanya bisa dijumpai di pulau Jawa, Bali, Lombok, Palau Sempu dan Nusa Barung. lutung ini memiliki 2 warna rambut yaitu hitam dan merah. Lutung jawa dilindungi sejak tahun 1999, tertulis dalam undang-undang tentang satwa yang dilindungi berdasar SK Menhutbun nomor 733/Kpts-II/1999. International Union For Conservation of Nature and Natural Resources (IUCN) menggolongkan Lutung Jawa sebagai primata yang rentan (vulnerable) terhadap gangguan habitat dan perburuan untuk diperdagangkan.
Surili (Presbytis Comata)
Surili merupakan spesies yang hanya terdapat di Jawa Barat dan Banten. Surili tersebar di berbagai hutan terutama di kawasan konservasi ( Taman Nasional, Cagar Alam) dan hutan lindung. Surili tersebar mulai dari hutan pantai sampai hutan pegunungan mulai dari 0-2000 mdpl. Satwa ini dilindungi oleh perundang-undangan yang berlaku di Indonesia yaitu berdasarkan SK Menteri Kehutanan No. 301/Kpts/Um/1979 tanggal 5 April 1979, Sk Menteri Kehutanan No.301/Kpts-II/1991 tanggal 10 Juni 1991 dan UU No. 5 Tahun 1990.Spesies ini saat ini terdaftar pada IUCN daftar merah spesies yang terancam punah karena kehilangan habitat akibat aktivitas manusia.
Kukang (Nycticebus coucang)
Kukang atau disebut juga Malu-malu merupakan primata yang gerakannya lambat, dan kukang ini adalah jenis hewan nockturnal (aktif dimalam hari). Di dunia terdapat 14 jenis (spesies) kukang yang 3 diantaranya terdapat di Indonesia. Ketiga jenis kukang yang hidup di Indonesia adalah kukang besar (Nycticebus coucang), kukang jawa (Nycticebus javanicus), dan kukang borneo (Nycticebus menagensis).karena ukurannya yang kecil, imut kukang sering menjadi buruan dan statusnya kini menjadi hampir punah dan dilindungi. Kukang ini merupakan primata endemik Pulau Jawa. Kukang jawa termasuk salah satu primata terlangka dan paling terancam kepunahan, karena itu oleh IUCN Redlist dikategorikan sebagai spesies Endangered.
Burung Trulek Jawa (Vanellus macropterus)
Burung Trulek Jawa adalah salah satu burung langka yang hanya terdapat (endemik) di Jawa. Burung dari famili Charadriidae ini pada tahun 1994 pernah dinyatakan punah (Extinct) oleh IUCN, namun sejak tahun 2000, statusnya direvisi menjadi “Kritis” (Critically Endangered; CR). Meskipun begitu, hingga kini keberadaan burung Trulek Jawa ini masih misteri antara punah atau belum. Burung yang terancam punah ini sering berada di sekitar daerah berair (tepi sungai, muara sungai, dan rawa) namun tidak menyukai air. Mereka sering terlihat justru sedang bertengger di tempat kering di sekitar lahan basah seperti ranting, bebatuan, dan rerumputan.

2 komentar:

{ Prasetyo Budi } at: 25 Mei 2012 pukul 06.59 mengatakan...

mantab sobat sangat menarik artikelnya...

{ Ian Untuk Semua } at: 25 Mei 2012 pukul 08.21 mengatakan...

sipp
sama" makasih gan

Posting Komentar

News Flash

Followers

 
Ping your blog