Fakta Keberadaan Harimau Jawa
Fakta Harimau Jawa (Panthera Tigris Sondaica)Indonesia Rainforest - Harimau Jawa masih ada? Harimau Jawa atau Javan Tiger dengan nama latin Panthera Tigris Sondaica atau disebut juga Panthera Tigris Javanica. Disebut Panthera Tigris Sondaica karena populasi terbanyak adalah di wilayah Jawa Barat atau di wilayah Sunda. Harimau loreng yang keberadaannya masih misterius ini telah beberapa kali dinyatakan punah. Pertama pada tahun 1972 dinyatakan punah, kemudian tahun 1980 dinyatakan punah yang kedua kalinya, penyebab kepunahan diperkirakan akibat perburuan dan hilangnya habitat.
Foto Harimau Jawa diambil pada tahun 1938
Situs resmi departemen kehutanan RI tidak mencatat tentang spesifikasi untuk ukuran harimau Jawa. Beberapa laporan lain mencatat data yang berbeda-beda untuk ukuran tubuh harimau Jawa, ada yang mengatakan bahwa harimau Jawa memiliki ukuran tubuh lebih besar dari harimau Sumatera dan Bali. Namun ada juga yang mencatat bahwa ukuran harimau Jawa adalah yang terkecil di antara subspesies harimau lainnya yang ada di Asia. Semua laporan tentang spesifikasi ukuran untuk harimau Jawa masih dipertanyakan. Menurut sebuah teori hukum tentang harimau, bahwa semakin menjauhi garis kathulistiwa maka ukuran harimau semakin besar. Namun teori ini juga masih dipertanyakan.
Pada mulanya di akhir abad ke 19 harimau Jawa masih banyak berkeliaran di hutan-hutan di seluruh pulau Jawa, dimana pada waktu itu harimau loreng ini dapat dengan mudah menemukan mangsanya karena habitat mereka belum terusik oleh manusia. Namun menjelang tahun 1940 harimau Jawa hanya ditemukan di hutan-hutan terpencil saja, diperkirakan mereka terusir karena habitatnya banyak yang dijadikan sebagai lahan pertanian.
Selanjutnya diadakan upaya untuk menyelamatkan mereka dengan membuka taman nasional, namun tempat tersebut hanya mampu menyediakan sedikit mangsa hingga akhirnya populasi harimau Jawa semakin menyusut. Akhirnya pada tahun 1950 jumlah harimau Jawa yang masih tersisa diperkirakan hanya ada sekitar 25 ekor.
Kemudian pada tahun 1972 ada sinyalemen bahwa harimau Jawa muncul lagi. Ketika di mulainya pembangunan waduk sutami di Karangkates, beberapa pekerja mengaku telah menjumpai beberapa ekor harimau Jawa di area pengambilan batu di hutan gunung lereng kendeng di Malang selatan. Belum lagi pengakuan-pengakuan warga lainnya yang menemukan bahwa harimau Jawa masih hidup. Akan tetapi pengakuan-pengakuan semacam ini tidak bisa diverifikasi.
Namun, pada tahun 1980 buku mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di sekolah dasar menerangkan bahwa harimau Jawa yang tersisa di pulau Jawa masih ada sekitar 2 ekor. Ini berarti tidak ada pihak yang berani menyatakan bahwa harimau Jawa sudah punah, dan kemungkinan harimau Jawa masih ada walau tinggal sedikit.
Sebuah temuan baru menemukan adanya jejak, guratan pohon, kotoran yang diyakini milik harimau Jawa. Dalam penelitian secara mikroskopis, struktur morfologi rambut harimau Jawa dapat dibedakan dengan rambut macan tutul. Oleh karena itu pada tahun 1998 diadakan seminar nasional harimau Jawa yang dilaksanakan di UC UGM dan menyepakati akan dilakukan "Peninjauan Kembali" untuk melakukan pembuktian eksisitensi atas keberadaan harimau loreng penyandang status punah ini, karena kemungkinan kecil satwa ini belum punah.
Situs resmi departemen kehutanan Taman Nasional Meru Betiri menerangkan bahwa habitat terakhir harimau Jawa berada di taman nasional Meru Betiri yang terletak di perbatasan kabupaten Jember dan Banyuwangi. Mereka tidak pernah menyatakan secara resmi bahwa harimau Jawa sudah punah, namum mereka hanya memperkirakan bahwa kemungkinan harimau loreng ini sekarang sudah punah.
Spekulasi Harimau Jawa Belum Punah
Spesies harimau di seluruh dunia ada 8 jenis, dan 3 subspesies diantaranya dinyatakan sudah punah, yaitu harimau Kaspia (Panthera Tigris Virgata) punah pada tahun 1950, binatang tersebut hidup di Iran, Afghanistan, Turki, Mongolia, Rusia dan harimau Bali (Panthera Tigris Balica) punah pada tahun 1937, hewan tersebut hidup di hutan-hutan di pulau Bali Indonesia, kemudian disusul harimau Jawa atau Javan Tiger (Panthera Tigris Javanica/Sondaica) yang hidup di pulau Jawa Indonesia.
Namun klaim atas punahnya harimau Jawa masih banyak dibantah oleh beberapa saksi yang pernah melihat bahwa harimau Jawa masih ada walaupun mereka tidak berhasil menunjukkan bukti yang bisa diverifikasi. Menurut seorang mantan pekerja Taman Nasional Alas Purwo di Banyuwangi yang bernama Lukman, pada tahun 2000 mereka pernah melihat seekor harimau Jawa di hutan tersebut. Oleh karena itu jika mendengar bunyi tembakan, para petugas penjaga hutan taman nasional alas purwo akan langsung mencari sumber suara tembakan tersebut sampai ketemu untuk menjaga keselamatan harimau Jawa yang menurut mereka masih ada disitu.
Hal ini berbeda dengan pendapat seorang petugas Kebun Binatang Surabaya yang pernah bertugas dibagian Burung Jalak Bali di KBS Surabaya, dimana dia juga mengetahui tentang asal-usul berbagai satwa langka di Indonesia. Dia mengatakan bahwa harimau loreng yang dilihat oleh para petugas taman nasional alas purwo tersebut bukanlah harimau Jawa yang sebenarnya, melainkan harimau Sumatera yang kerdil, karena Belanda pernah mendatangkan beberapa ekor harimau Sumatera pada tahun 1939 dan dipelihara di tempat karantina di Alas Purwo untuk selanjutnya dilepas dialam bebas.
Penelitian Ilmuwan AsingDr. John Seidensticker Ph.D.seorang ahli konservasi biologi dan kepala pusat konservasi ekologi dari Smithsonian’s National Zoological Park di Amerika Serikat yang dampingi rekannya Ir. Suyono dari direktorat perlindungan dan pengawetan alam Indonesia melakukan penelitian secara khusus pada tahun 1970 dan berhasil mendapatkan beberapa foto harimau. Namun karena foto tersebut terlalu buram, akhirnya mereka tidak bisa memastikan bahwa itu benar-benar foto harimau Jawa.
Selama tahun 1998-1999, yayasan The Tiger Foundation yang berpusat di Amerika Serikat terus menerima laporan dari penjaga taman nasional di Jawa Timur yang melaporkan bahwa sering terjadi penampakan harimau Jawa di dalam taman nasional dan di hutan-hutan sekitar taman nasional di Jawa Timur. Mereka juga memberikan bukti berupa foto jejak kaki, guratan pohon, bulu dan kotoran harimau, dan diteliti dilaboratorium di Amerika Serikat.
The Tiger Foundation segera memberikan dukungan kepada departemen kehutanan Indonesia dengan memasang kamera pengintai di hutan yang di duga ada harimau Jawa. Mereka berhasil mendapatkan foto-foto satwa liar, namun tidak menemukan adanya bukti foto harimau Jawa, kecuali hanya macan tutul dan beruang.
Mereka menyimpulkan bahwa bukti-bukti foto yang telah dicurigai sebagai milik harimau Jawa tersebut adalah kotoran beruang, dan bulu serta foto guratan pohon tersebut ternyata milik macan tutul. Dan mereka sangat meyakini dan sudah tidak meragukan lagi bahwa harimau Jawa telah benar-benar punah.
Foto Harimau Jawa ditembak mati pada tahun 1941 di Malingping, Banten
Benarkah harimau Jawa yang sangat melegenda tersebut telah lenyap dari muka bumi? Bisakah putra putri Indonesia membuktikan bahwa harimau Jawa masih ada? Atau menyetujui klaim bahwa harimau loreng ini telah benar-benar punah?
Semoga anak negeri bisa menemukan bukti bahwa harimau Jawa masih ada sebelum peneliti asing yang mencintai satwa liar berhasil mengungkap fakta jika harimau Jawa memang masih ada.
di kutip dari
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
5 komentar:
tanks infonya sob
sama" gan
sering" berkunjung aja ya
silakhan kunjungi :
http://javantigercenter.wordpres.com
http://www.pedulikarnivorjawa.org
saya yakin harimau jawa belum punah
harimau jawaa masih ada di lawu
Posting Komentar